Friday, August 29, 2014

Review : Sang Kesakitan (The Darkest Pleasure) - Gena Showalter

Sang Kesakitan (The Darkest Pleasure) 
(Lords of the Underworld #3)
oleh Gena Showalter

Paperback, 463 halaman
Dipublikasikan tahun 2011 oleh Violet Books (first published January 1st 2008)
Judul Asli : The Darkest Pleasure
ISBN : 139789790816060

Ia bisa menanggung kesakitan sehebat apa pun, kecuali takut kehilangan gadisnya.

Reyes adalah seorang pria yang dirasuki. Terikat oleh Iblis Kesakitan, kenikmatan adalah hal yang terlarang baginya. Sampai ia mendambakan seorang perempuan manusia, Danika Ford, melebihi kebutuhannya untuk bernapas dan akan melakukan apa pun untuk memilikinya-meski harus menantang para dewa.

Danika sedang dalam pelarian. Selama sebulan ia menghindar dari para Penguasa Dunia Kematian, kesatria abadi yang tak akan berhenti mengejarnya hingga dirinya dan seluruh keluarganya dimusnahkan. Tapi mimpi-mimpinya selalui dihantui oleh Reyes, kesatria yang sentuhan membaranya tak bisa dilupakan. Namun, kebersamaan mereka di masa depan berarti kematian bagi orang-orang yang mereka berdua sayangi.


OPINI SAYA:

Akhirnya.... saya melanjutkan kembali membaca seri LOTU dan kali ini gilirannya Reyes.
The great thing about book in series adalah dari satu buku, pembaca sudah dikasih petunjuk dengan siapa si anu (temannya si tokoh utama) akan berpasangan di buku-buku berikutnya. Nggak serunya, ya udah ketahuan. Apalagi kalau bacanya beberapa tahun setelah buku tersebut diterbitkan. Kita tinggal mengintip sinopsis buku-buku lanjutannya di Goodreads.

Membaca buku ini bikin saya (agak) merasa ngilu. Saya pembaca yang lambat, karena saya sering berusaha membayangkan apa yang digambarkan oleh penulis. Nah, jeleknya, ketika tiba di bagian bagaimana Reyes melukai dirinya, mulai dari menorehkan, menusuk, mengcungkil, memutar pisau di daging de el el, saya langsung berasa nyeri ngilu-ngilu gimanaaaaa gitu. Saya tahan melihat darah, tapi saya nggak tahan melihat luka berat (yang sampe dagingnya (atau yang lebih buruk, tulangnya) keliatan gitu. Hadeeeeh... saya ngetik ini aja langsung ngilu. Saya tahu harusnya saya skip saja atau baca cepat, tapi ya itu... kebiasaan untuk membaca detil dan membayangkan adegan sulit hilang.

Tidak seperti dua buku sebelumnya, saya merasa agak kesulitan mengikuti jalan ceritanya.  Mungkin karena semakin banyak tokoh yang muncul, plus waktu yang berjarak dari dua buku sebelumnya membuat saya sudah agak lupa mengenai detil persisnya.

Entah kenapa, saya tidak terlalu merasakan reaksi kimia antara Reyes dan Danika. Mungkin karena saya keburu ngilu-ngilu ngebayangin Reyes kalo lagi penuh luka ya. Di sini malah saya jadi makin tertarik sama Torin dan Paris, dan Kane. Aeron juga. Sempat berharap Aeron bakal jadi sama Legion (siapa tau gitu lho dia berubah jadi cewek cantik alih-alih makhluk botak bersisik. Hihihihihi...). Tapi udah ngintip di sinopsis buku tentang Aeron, dia dipasangkan dengan orang lain.


+++ 
  • Lebih detil tentang Paris dan Aeron. 
  • Jadi tambah penasaran sama Gideon. 
  • Mulai tertarik sama Kane.
  • Makin banyak tokoh muncul.
  • Seru ngebayangin kekuatannya Danika sampe jadi rebutan semua pihak.

- - -
  • Ngilu di bagian Reyes melukai dan menyakiti dirinya sendiri.
  • Ada beberapa penulisan/penerjemahan yang agak membingungkan karena kata "dia" dan "-nya" tidak secara jelas mengacu ke siapa.
  • Kalo nggak inget-inget banget sama dua buku sebelumnya, jadi agak meraba-raba tentang siapa ini, kenapa gini, kenapa gitu.

3.5 bintang buat buku ini. Tapi karena ada Gideon, Torin, Paris dan Kane... saya buletin jadi 4 bintang.

1 comment: