Sunday, December 18, 2011

Being Happy!


I really really really LOVE this BOOK!!

Jaman SMA sempet punya, terus raib entah ke mana. Eh, ternyata one of a good friend of mine punya stok buku ini sebiji dan menghibahkannya pada saya. Huhuhu... terharu ...
Menurut saya ini bacaan ringan tapi bermakna besar. Banyak hal-hal yang simpel dan menarik yang dijadikan contoh. Buku ini juga yang menguatkan keinginan saya untuk mempelajari Psikologi dan tertarik jadi psikolog. :)
Beberapa bagian buku ini juga ngomongin masalah kekuatan pikiran.

Selesai membaca ulang buku ini (entah untuk keberapa kalinya) membuat saya berpikir untuk sering-sering membaca lagi buku ini. Saya merasa perlu diingatkan lagi akan banyak hal:
  • mulai bertindak sajalah, 
  • hajar BLEH!, 
  • untuk lebih bersikap lebih lembut terhadap diri dan pencapaian, 
  • untuk bersikap lebih santai, 
  • untuk selalu berpikir dan berkata-kata positif, 
  • untuk lebih ikhlas dalam menjalani apapun, dan 
  • lebih banyak bersenang-senang dalam mengerjakan apapun karena memang itu yang aku inginkan dan aku butuhkan: belajar banyak hal dan menikmati prosesnya. 

So be positive, be HAPPY!!

Monday, December 12, 2011

Ternyata Sedekah Nggak Harus Ikhlas

****
Tertarik banget baca buku ini karena follow penulisnya, @PecintaSedekah, di twitter dan suka sama tuit-tuitnya. Adek saya yang menemukan buku ini di Bengkulu. Meskipun nggak sespektakuler yang kami berdua harapkan, banyak hal-hal simpel yang bisa diambil dari buku ini untuk diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.

Yang paling saya suka:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali Imran: 92)

Mengingatkan saya bahwa ada banyak hal-hal yang saya pertahankan karena saya 'sayang' banget akan hal itu padahal seandainya saya mau mengorbankan hal tersebut, insya Allah akan ada kebaikan yang lebih besar menunggu saya. Question is, maukah saya 'menyedekahkan' hal-hal yang saya cintai ini untuk hal lain yang sangat saya inginkan? Misalnya, relakah saya menyingkirkan koleksi buku saya demi mendapatkan kamar yang tidak dipenuhi buku-buku di setiap permukaan sesuatu yang rata, termasuk lantai?

Rasulullah SAW: "Belilah kesulitanmu dengan sedekah!"

Saturday, December 3, 2011

The Darkest Night - Sang Kekerasan

***
My very first of Gena Showalter! Didn't think I'd ever read her book. Karena sejujurnya saya nggak tertarik baca novel dengan genre paranormal atau fantasi. Entah sedang dikuasai Iblis apa ketika memutuskan untuk baca dan beli buku ini. Lords of Buying-Books? :))

Jadi ada sejumlah kesatria yang sengaja membuka kotak Pandora, tempat menyimpan iblis-iblis. Niatnya mereka cuma memberi pelajaran pada dewa-dewa yang justru memilih Pandora, kesatria wanita, untuk menjaga kotak itu. Apa daya begitu dibuka iblis-iblis itu langsung merasuki para kesatria. Maddox, yang dirasuki Iblis Kekerasan, membunuh Pandora.
Akibat ulah mereka, dewa-dewa mengutuk mereka menjadi wadah bagi para iblis. Setiap kesatria dapet jatah satu iblis, dan kalo si iblis dalam diri mereka udah menguasai, ya sudlah, mereka harus berjuang mengendalikan diri. Iblisnya macem-macem. Ada sang Kekerasan, Amarah, Rahasia, Wabah, Kesakitan, Keraguan, Kepedihan, Kebohongan, Bencana, Berahi ... apalagi ya?

Sejauh ini yang paling menarik minat si Kesakitan, Kepedihan, Kebohongan (kalo ngomong pasti kebalikan dengan yang dimaksud), Rahasia, Bencana (menurutku ini kocak, kasiaaaan). Dengan segala macem sifat Iblis ini, gak heran kalo serinya (bakal) banyak. Hadeeeeeh ... nggak terlalu suka banget nget, tapi penasaran pengen cerita tentang yang lain.
Jadi kepikiran, kalo untuk versi sekarang, ketika seseorang gak bisa nahan diri untuk online, bbm-an, belanja, dll, jangan2x itu mereka juga dikuasai sang Internet, sang BBM dan sang Shopaholic. Hmpfh!

Back to buku ini, saya nggak terlalu merasakan chemistry antara Maddox dan Ashlyn, semua berjalan terlalu cepat. Bahkan adegan intimnya berasa cuma jadi bumbu dan tempelan. Nggak penting2x banget. Kalopun chemistry mereka bisa saya rasakan, tanpa adegan intim itu sudah bisa bikin emosi pembaca sedikit naik turun di ending pas Ashlyn berkorban demi Maddox. Saya malah jadi lebih tertarik Danika dan Reeyes. :D

*Yang bikin penasaran: karena emang suka banget seri yang berkesinambungan yang ada hubungan (temen ato sodara, tapi tidak ortu-anak), saya penasaran ama seri-seri berikutnya. Masih menimbang2x untuk beli ato cumi. Hihihihihi...

Kun Fayakuun 2

*****
My very first of Ust. Yusuf Mansur. 
Sebetulnya ngincer buku yang judulnya An Introduction to the Miracle of Giving gara-gara kesebut di salah satu postingan di blognya Ollie
Trus ngobrolin dan berencana beli buku itu sama Veeta. Waktu ke Gramed PIM, kami berdua nemu buku yang ini dan pas iseng buka2x halaman, pas banget kebuka di halaman yang memang diincar. Whoaaaa ... langsung deh kita beli (dan buku An Introduction to the Miracle of Giving juga), dan baca bareng. Tapi Veeta selesai duluan sih. 

Seperti kata Veeta, hampir sepanjang baca buku ini mata nggak pernah kering. Terharu, merinding, takjub, aduh, speechless deh. Jadi sadar betapa banyak dosa dan kekurangan, jadi sadar bahwa Tuhan sebetulnya sayang banget sama kita, bahwa Tuhan itu MAHA HEBAT BANGET!. 
Jujur, kalo ini buku biasa, saya mungkin agak terganggu dengan gaya penulisan dan bahasanya yang rasanya seperti transkrip dari ceramahnya yang tata bahasa dan tanda bacanya agak tidak beraturan. Tapi baca buku ini membuat saya bisa berpikir, jangan lihat siapa yang atau caranya menyampaikan, tapi lihat isinya. Dan indeed, ini bagus bangeeeeet. >.< 
Dan buka di halaman berapa aja, selalu ada yang bisa saya pelajari dari situ. 

Very very recommended ... buat yang pengen membenahi diri. Kasih bintang 5 deh! 

Opening

Akhirnya kesampaian juga bikin blog khusus review buku, dari dulu pengen bikin tapi nggak cukup yakin bakal konsisten. Setelah dipikir-pikir, ya tinggal copas aja dari goodreads. :D

Semoga bisa rutin ngisi blog ini. Aamiin ...