Thursday, October 3, 2013

Review: Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya oleh Abdullah Gymnastiar

Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya
Abdullah Gymnastiar
Khas MQ, 180 halaman

Menggapai kekayaan yang berlimpah merupakan impian setiap orang. Sayangnya dewasa ini manusia lebih mengagungkan kekayaan materi daripada ruhani.

Aa Gym, dalam buku Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya ini, hendak memberikan perspektif alternatif tentang kekayaan yang selama ini cenderung materialistik. Di dalam buah karyanya ini, Aa Gym menegaskan bahwa:

  • Bagi umat Islam menjadi kaya adalah sebuah keharusan, jangan hanya sekadar keinginan.
  • Kekayaan adalah sigma dari berbagai komponen. Dengan kata lain, kekayaan tidak berdimensi tunggal (kaya harta), tetapi memiliki dimensi yang luas, yakni kaya ghirah (semangat), kaya input (ilmu, wawasan, dan pengalaman), kaya gagasan (ide dan kreatiitas), kaya ibadah (amal), kaya hati, dan bonusnya kaya harta.
  • Kekayaan ruhani lebih hakiki daripada kekayaan materi semata.
  • Setiap muslim wajib menjemput kekayaan materi maupun kekayaan hakiki yang memiliki nilai tambah (added value).
  • Tolak ukur kekayaan adalah keberkahan (bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dunia dan akhirat).

Perspektif alternatif tersebut paling tidak dapat memberikan pencerahan (enlightenment) sekaligus memberikan kesadaran baru pada manusia tentang pentingnya meraih kekayaan yang hakiki.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Opini saya:
Akhirnya selesai juga baca buku ini... Saya beli buku ini di 26 Oktober 2006. Dikit lagi ini buku bakalan resmi jadi penghuni rumah selama 7 tahun (gara-gara baru dibaca sekarang, kondisinya masih mulus). Baru mulai baca 2 bab pertama di tahun 2011, terus berhenti lamaaaaaaaaa banget. Saya baru mulai melanjutkannya di bulan September 2013.

Anyway, buku ini termasuk buku pengembangan diri, tapi dengan unsur agama. Tidak berat kok. Terutama ketika membaca ini saya berasa mendengarkan suara Aa Gym yang adem ayem. Intinya mengingatkan bahwa menjadi kaya (bukan secara materi) adalah wajib. Memperkaya diri dengan ilmu, akhlak yang baik, pribadi yang kuat, gigih dan tekun, dan selalu mendasari setiap perbuatan untuk mendapatkan ridha Allah, insya Allah juga akan membawa kita pada kemakmuran yang lain, yang nggak cuma untuk kehidupan di dunia, tapi di akhirat kelak.

Ada beberapa kalimat yang cukup menyentil (buat saya yang memang sedang butuh disentil).
Saya suka karena ada bubble-bubble (apa sih istilahnya kalo di buku) yang berisi kutipan kalimat-kalimat penting, dan ada beberapa kutipan ayat yang isinya simpel, tapi sangat mengingatkan.

Nggak nyesel beli buku ini, agak nyesel baru baca sekarang. Tapi tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki diri kan? ;)