Wednesday, July 1, 2015

Review: Belenggu Masa Lalu (A Rogue in Texas) oleh Lorraine Heath


Judul: Belenggu Masa Lalu 
Judul Asli : A Rogue in Texas
Seri: Rogues in Texas #1
Pengarang: Lorraine Heath
Alih bahasa : Arum Titisari
Editor : Jantje
Jumlah halaman :  412 halaman
Tanggal Terbit : 5 September 2012 (terbitan pertama 1999)
Penerbit: Dastan Books 
ISBN : 139786022470243
Bahasa : Indonesia


Abigail Westland adalah seorang wanita yang sederhana sekaligus mandiri serta tangguh. Setelah suaminya gugur dalam perang, Abigail harus bekerja keras di perkebunan kapas miliknya bersama ketiga anaknya yang masih kecil.

Grayson Rhodes pergi ke Texas untuk mencoba peruntungannya demi menjadi tuan tanah dan mendapatkan rasa hormat yang tak pernah didapatkannya karena terlahir sebagai anak haram seorang duke. Di negeri asalnya, Inggris, ia terkenal sebagai pria bereputasi buruk, penggoda wanita-wanita yang sudah menikah, namun tak pernah merasakan cinta dan dicintai seumur hidupnya. Ia tak menyangka di negeri baru yang sepanas neraka ini, ia harus bekerja keras di ladang kapas seorang janda mungil yang pemberang dan keras kepala yang mampu menembus hatinya. Kepolosan dan kasih sayang yang dimiliki Abigail perlahan mampu meluluhkan Grayson. Sementara itu, Abigail belum pernah bertemu dengan pria yang mampu membuatnya tertawa dan melupakan beban hidupnya meskipun hanya untuk sementara. 

Apakah ambisi Grayson mendapatkan tanah akan membuatnya memilih harta dibandingkan cinta? Akankah cinta mereka akan merekah di tengah beratnya beban hidup yang mengimpit mereka? Apakah masih ada kebahagiaan untuk mereka di tengah kerasnya perjuangan hidup?

OPINI SAYA

SPOILER ALERT! AWAS SPOILER! 
Saya bakal munculin sebagian spoiler karena ini yang jadi alasan kenapa saya kasih rating sekian.

Setelah sekian lama tidak menyentuh novel sama sekali, akhirnya beberapa waktu lalu saya mulai menjamah salah satu novel terjemahan yang tergeletak di dekat meja. Saya mulai di awal Juni, sempat putus sambung lantaran nggak terlalu semangat baca, tapi 2-3 hari belakangan memaksakan diri untuk menyelesaikannya. Karena lagi puasa, bagian-bagian yang ‘uhuk-ehem’ dibaca sepintas kayak baca teori di buku aja. Nggak pake nancep di otak, Cuma numpang lewat mata aja. XD

Anyway, saya suka dengan sebagian buku-bukunya Lorraine Heath. Saya cukup menikmati membaca buku ini, terlepas dari semangat baca yang sedang meredup. Ide pria-pria Inggris kalangan bangsawan yang brengsek dan dikirim ke Amerika untuk memulai hidup dari nol dan menjadi tuan tanah cukup seru. Nggak kebayang mereka yang nggak biasa kerja keras di ladang dan biasa pake baju sutra tiba-tiba harus menjalani hidup sebagai pekerja kasar. Ngebayanginnya kerja seharian dari matahari belum terbit, panas-panasan, kerja kasar, dan harus menjalani itu seumur hidup bikin saya ngebayangin betapa lelah dan pegelnya, dan bersyukur bahwa kerja keras saya nggak harus seperti itu.

Saya nggak keberatan bahwa si tokoh perempuan adalah janda dengan tiga anak. Why not? Yang bikin agak males adalah dengan cepatnya mereka tertarik satu sama lain. Hehehe... dan yang bikin lebih males adalah munculnya John, suaminya Abbie yang dipikir orang-orang udah mati di medan perang. Yes, of course dia dibuat sedemikian rupa supaya agak nyebelin, supaya pembaca bersimpati sama Abbie. Emang sih, ngebayangin hidup yang harus dijalaninya bikin saya mikir, “Haduh, kalo itu gue, kayaknya nggak bakalan deh bisa bertahan dan tetap waras.” Tapi saya malah justru bersimpati dan kasihan ama John. Apalagi dia menunjukkan perubahan dan melakukan hal yang menurut saya adalah bentuk tanggungjawabnya, terlepas dari kenyataan dia nggak sekeren, se-gentleman, seromantis Grayson. Bukan salah dia juga kalo nggak bisa sepenuhnya bersikap seperti John. 

Endingnya sih udah bisa ketebak, Abbie tetep sama Grayson. Dan John? Nah, bagian ini silakan baca sendiri. Yang jelas saya penasaran ama ceritanya Harry dan Kit, dua teman Grayson yang juga ikut berangkat ke Texas, meninggalkan kehidupan mereka di Inggris. Buku berikutnya adalah tentang Harry dan Jesse, cewek tangguh yang sejak kecil hidup di bar yang dimiliki ayahnya. ^^

RATING:




Monday, March 23, 2015

Review: Croissant oleh Josephine Winda

Croissant by Josephine Winda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 208 halaman
Format: Paperback
Terbit: Oktober 2014

SINOPSIS:
Ditemani santainya kepulan asap teh saat senja.
Sepotong croissant renyah mencecap rasa.
Berlapis seperti kisah kehidupan yang tak kunjung habis.
Diwakili sepuluh cerita dunia.
Semoga tak lekas ucapkan bon voyage—selamat tinggal.
Hanya maklumi.
c’est la vie—itulah hidup.


“… kemahiran memadu judul-judul yang funky, bahasa yang light, dan pilihan tema tentang hidup yang muda dengan segala romantismenya, menjadikan kumpulan cerita buku ini seolah teman yang akan menemani kita melepas lelah.” 
Sannie B. Kuncoro, penulis novel “Garis Perempuan”, “Ma Yan”, “Memilikimu”

“… mungkin berlebihan untuk mengatakan saya tersihir oleh tulisan Winda. Tetapi, pasti saya menikmati setiap kata, kalimat, dan keseluruhan ceritanya seperti ketika SD saya menikmati cerita ibu guru saya. Saya bukan sekadar menunggu ending, tetapi juga menikmati bagaimana cerita berproses.” 
Her Suharyanto, pegiat dunia perbukuan dan penulisan.



Review
--------------------------------------------

Membaca dan menyusun kalimat untuk review buku ini membuat perasaan saya naik turun. Saya merasa beruntung bisa kebagian mereview buku ini karena saya termasuk pecinta antologi/kumpulan cerita. Tapi dari semua buku antologi yang sudah saya baca, agak sulit menemukan kumpulan cerita dalam satu buku yang semuanya bisa saya nikmati. Termasuk buku ini.
Dari judul, ilustrasi sampul dan tulisan singkat di belakang buku ini, saya setengah berharap akan menikmati sedikit suasana negara Perancis, menara Eiffel dan berbagai makanan enak khas Perancis, terutama Croissant. Kalau teman-teman juga seperti saya, bersiap-siaplah untuk kecewa. Satu-satunya yang masih ada nuansa Perancis-nya adalah judul setiap cerita, yang masing-masing adalah sebagai berikut:
  1. Déjà Vu.
  2. Bon Appétit. 
  3. Vis-à-Vis. 
  4. Mademoiselle. 
  5. Touché. 
  6. Rendezvous. 
  7. Je t'aime.
  8. C’est la vie. 
  9. Voilà.
  10. Bon Voyage. 
Buat yang suka happy ending (seperti saya), mungkin buku ini kurang cocok buat mereka. Bukan berarti semuanya sad ending atau menggantung, ada kok yang happy ending (lagi-lagi, meskipun ending-nya kurang sesuai sama harapan saya. :D), misalnya Touché. Agak nggak nyangka, tapi seru! Déjà Vu, Bon Appétit dan Bon Voyage adalah judul lain yang saya suka sekaligus nggak suka. Saya malah sempet ilfil and mikir, "Duh, males banget kalo semua kayak begini" ketika membaca Déjà Vu. Tapi siapa sangka endingnya justru bikin saya angkat alis nggak nyangka. Seperti yang saya bilang, rasanya naik turun. Suka dan nggak suka. Bikin saya meringis, rolling eyes tapi juga tertarik dan kagum sama ide ceritanya. 

Hal lain yang agak mengganggu saya di awal ketika baca buku ini adalah bahasanya. Bukan, bukan salahnya si penulis. Tapi karena udah berbulan-bulan ini saya selalu baca roman, buku anak-anak dan self-help (English dan Indonesia) yang (jelas) bentuk bahasanya berbeda. Butuh lebih dari dua judul untuk membuat saya cukup nyaman dan terbiasa dengan bahasa seperti yang digunakan buku ini. Sebetulnya kalimatnya sederhana, singkat, mudah dipahami dan terbilang indah. Tapi ya itu tadi, buat saya pribadi saat itu, ada kalimat-kalimat yang rasanya terlalu indah atau agak baku. Misalnya nih di bagian Bon Voyage. Kalimat langsung yang dikemukakan si anak rasanya kok terlalu berat ya? Dan bukan saya aja yang mikir gitu, tapi ibu saya juga. Mungkin juga ya karena beliau juga banyak membaca buku-buku roman yang sama dengan saya. Hihihihihi... Meski agak kurang nyaman dengan bahasanya, cara penyajiannya sangat mengalir dan ringan untuk diikuti.

Akhir kata:

Plus Plus Plus +++
Saya cukup menikmati membaca buku ini, lancar jaya nggak pake istirahat atau males-malesan (eh, sempet ding di judul pertama, tapi saya sukses memaksa diri untuk meneruskan baca, terutama karena pas di kereta jadi sambil mengisi waktu). Terlepas dari rasa nggak nyaman yang muncul, menurut saya ide di setiap judul sangat menarik. Ringan, sederhana, dikemas dengan rapi. 

Tapi, oh, tapi... 
Harus saya akui ini bukan jenis buku yang membuat saya jadi berbinar-binar antusias, berlama-lama biar nggak cepet abis, juga bukan jenis buku yang akan saya baca lagi di kemudian hari (mungkin akan saya buka kalo butuh rujukan. :D).

Saran:
Coba aja baca. Saya yakin ada orang-orang yang justru akan suka banget sama buku ini. Toh selera orang berbeda, dan ada sejumlah unsur subyektif di review saya dikarenakan situasi dan kondisi.


Thursday, March 5, 2015

Pemenang Giveaway A Very Late 3 Year Blogiversary

Haloooo...
Beberapa waktu lalu bikin giveaway blogiversary sambil ngajakin teman-teman yang pengen bagi-bagi buku. Senang sekali melihat antusias teman-teman yang ikutan giveaway ini. Sayangnya masih ada beberapa orang yang kurang memenuhi syarat, entah karena masih belum terlalu ngeh, atau pas koneksi internetnya lagi agak error (kadang saya suka gitu, udah klik follow dan terlihat button following, tapi pas direfresh, masih belum follow). Mudah-mudahan next time tidak terjadi lagi.
Dan maaaaaaaf banget, baru sempat mengumumkan nama pemenangnya. Berikut nama mereka yang beruntung:

  1. Imel Cullen (@imellicious)
  2. Widiani (@wiiidiani)
  3. Yuni Tisna Kumala Sari (@yunitisna)
  4. Larissa Rosalina (@fairish_girl)
  5. Biondy Alfian
  6. Oky (@okeyzz)

*Ada dua paket buku yang terpilih tapi entries-nya tidak memenuhi syarat. Buat next giveaway saja yaaa...

Selamat buat para pemenang yang beruntung. Semoga bukunya bermanfaat ya. Bagi yang belum kebagian rezeki, jangan berkecil hati, Mudah-mudahan hoki di giveaway berikutnya yaaa (saya doakan juga hoki di giveaway lainnya). Aamiin....
Mohon maaf bila terdapat kekurangan di sana dan di sini dan besar harapan kami agar teman-teman tidak men-unfollow akun-akun yang sudah difollow (meskipun itu adalah hak teman-teman. ^^). Hehehehe....

Untuk para pemenang, silakan membalas email yang sudah saya kirimkan dalam waktu 72 jam dengan nama lengkap, alamat lengkap dan no hape ya. Kalau nggak ada respon, saya akan memilih nama lain untuk menggantikan Anda.
Mohon beri waktu sekitar 2 minggu untuk proses pengiriman hadiah terhitung sejak Anda merespon karena hadiahnya menyebar di beberapa kota di Indonesia. ^^

Sampai ketemu di giveaway berikutnyaaaaa....


Tuesday, February 3, 2015

A Very Late 3 Year Blogiversary + Giveaway (Indonesia Only)

Not from Indonesia? Click here for international giveaway.


Halo, semuanyaaaaa....
Sudah lama sekali saya tidak menulis sesuatu di blog ini. Terbengkalai seperti halnya blog saya yang lain (Buku-Buku Didi). Nggak punya alasan apapun selain malas dan tidak termotivasi. Pas bulan Desember, pengen ngadain giveaway buat ultah blog yang ke-3, tapi ya itu, malas masih menyerang.
Tapi berhubung sudah masuk tahun baru, sudah masuk umur baru, saya bikin resolusi harus lebih produktif. Terus kebetulan ada temen-temen yang (nggak punya blog, tapi) pengen bagi-bagi buku. Ya udah deh, kita bikin giveaway keroyokan aja. 
Berikut adalah paket hadiah yang ditawarkan:

Hadiah 1
Hot Knits dan My Style, My Place 
(kondisi buku seken/used books, bahasa Inggris)

Hadiah 2
4 buku dari Charlaine Harris:
Charlaine Harris - Dead to the World
Charlaine Harris - Dead and Gone
Charlaine Harris - Club Dead
Charlaine Harris - All Together Dead. 
(Bahasa Inggris)

Hadiah 3
Bisnis Tanpa Tapi
Bisnis Tanpa Tapi: Enggak Pakai Nanti 

Hadiah 4
Playground Love
Her Instinct
(komik dewasa)

Hadiah 5
3 Novel roman seken:
Linda Francis Lee - Suddenly Sexy
Linda Francis Lee - Sinfully Sexy
Alex Archer - Rogue Angel
(Kondisi buku seken, bahasa Inggris)


Hadiah 6
Monica Murphy - Second Chance Boyfriend 
(Bahasa Inggris)
 

Hadiah 7
3 novel roman (kondisi buku seken, bahasa Inggris):
Lori Foster - Causing Havoc
Hannah Howell - Highland Fire
Luanne Rice - Sandcastles


Hadiah 8
2 novel roman terjemahan
Carol Marinelli - Jalinan Rahasia
Abby Green - Bayangan Rasa Bersalah
*ditambahkan tanggal 8 Februari


Berminat? Silakan isi rafflecopter di bawah ini. Kalau belum muncul, mohon ditunggu atau gunakan browser yang lain. Masih bingung dengan Rafflecopter? Baca di sini. Mau bertanya di kolom komentar juga boleh.
Good luck!


a Rafflecopter giveaway

Notes
  1. Pemenang akan diumumkan di sini atau via Twitter atau via email. Apabila pemenang tidak melakukan konfirmasi dalam batas waktu yang telah ditentukan, maka akan dipilih pemenang baru. 
  2. Hadiah akan dikirim dari masing-masing penyumbang hadiah dalam waktu 2 minggu setelah pemenang melakukan konfirmasi.
  3. Kami tidak bertanggungjawab atas ketertundaan, kerusakan atau kehilangan paket setelah paket berada di tangan jasa pengiriman. Usahakan beri alamat yang lengkap (jalan, rt/rw, kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, kode pos dan nomor tlp yang dihubungi, selengkap mungkin).

Friday, August 29, 2014

Review : Sang Kesakitan (The Darkest Pleasure) - Gena Showalter

Sang Kesakitan (The Darkest Pleasure) 
(Lords of the Underworld #3)
oleh Gena Showalter

Paperback, 463 halaman
Dipublikasikan tahun 2011 oleh Violet Books (first published January 1st 2008)
Judul Asli : The Darkest Pleasure
ISBN : 139789790816060

Ia bisa menanggung kesakitan sehebat apa pun, kecuali takut kehilangan gadisnya.

Reyes adalah seorang pria yang dirasuki. Terikat oleh Iblis Kesakitan, kenikmatan adalah hal yang terlarang baginya. Sampai ia mendambakan seorang perempuan manusia, Danika Ford, melebihi kebutuhannya untuk bernapas dan akan melakukan apa pun untuk memilikinya-meski harus menantang para dewa.

Danika sedang dalam pelarian. Selama sebulan ia menghindar dari para Penguasa Dunia Kematian, kesatria abadi yang tak akan berhenti mengejarnya hingga dirinya dan seluruh keluarganya dimusnahkan. Tapi mimpi-mimpinya selalui dihantui oleh Reyes, kesatria yang sentuhan membaranya tak bisa dilupakan. Namun, kebersamaan mereka di masa depan berarti kematian bagi orang-orang yang mereka berdua sayangi.


OPINI SAYA:

Akhirnya.... saya melanjutkan kembali membaca seri LOTU dan kali ini gilirannya Reyes.
The great thing about book in series adalah dari satu buku, pembaca sudah dikasih petunjuk dengan siapa si anu (temannya si tokoh utama) akan berpasangan di buku-buku berikutnya. Nggak serunya, ya udah ketahuan. Apalagi kalau bacanya beberapa tahun setelah buku tersebut diterbitkan. Kita tinggal mengintip sinopsis buku-buku lanjutannya di Goodreads.

Membaca buku ini bikin saya (agak) merasa ngilu. Saya pembaca yang lambat, karena saya sering berusaha membayangkan apa yang digambarkan oleh penulis. Nah, jeleknya, ketika tiba di bagian bagaimana Reyes melukai dirinya, mulai dari menorehkan, menusuk, mengcungkil, memutar pisau di daging de el el, saya langsung berasa nyeri ngilu-ngilu gimanaaaaa gitu. Saya tahan melihat darah, tapi saya nggak tahan melihat luka berat (yang sampe dagingnya (atau yang lebih buruk, tulangnya) keliatan gitu. Hadeeeeh... saya ngetik ini aja langsung ngilu. Saya tahu harusnya saya skip saja atau baca cepat, tapi ya itu... kebiasaan untuk membaca detil dan membayangkan adegan sulit hilang.

Tidak seperti dua buku sebelumnya, saya merasa agak kesulitan mengikuti jalan ceritanya.  Mungkin karena semakin banyak tokoh yang muncul, plus waktu yang berjarak dari dua buku sebelumnya membuat saya sudah agak lupa mengenai detil persisnya.

Entah kenapa, saya tidak terlalu merasakan reaksi kimia antara Reyes dan Danika. Mungkin karena saya keburu ngilu-ngilu ngebayangin Reyes kalo lagi penuh luka ya. Di sini malah saya jadi makin tertarik sama Torin dan Paris, dan Kane. Aeron juga. Sempat berharap Aeron bakal jadi sama Legion (siapa tau gitu lho dia berubah jadi cewek cantik alih-alih makhluk botak bersisik. Hihihihihi...). Tapi udah ngintip di sinopsis buku tentang Aeron, dia dipasangkan dengan orang lain.


+++ 
  • Lebih detil tentang Paris dan Aeron. 
  • Jadi tambah penasaran sama Gideon. 
  • Mulai tertarik sama Kane.
  • Makin banyak tokoh muncul.
  • Seru ngebayangin kekuatannya Danika sampe jadi rebutan semua pihak.

- - -
  • Ngilu di bagian Reyes melukai dan menyakiti dirinya sendiri.
  • Ada beberapa penulisan/penerjemahan yang agak membingungkan karena kata "dia" dan "-nya" tidak secara jelas mengacu ke siapa.
  • Kalo nggak inget-inget banget sama dua buku sebelumnya, jadi agak meraba-raba tentang siapa ini, kenapa gini, kenapa gitu.

3.5 bintang buat buku ini. Tapi karena ada Gideon, Torin, Paris dan Kane... saya buletin jadi 4 bintang.